Awalnya mengajak beberapa teman-teman penghobi foto, Om Sugeng, Om Hasan, Om Udin, Om Adi Wahyu, Om Gunawan, tapi karena kesibukan masing-masing akhirnya hanya 2 orang saja yang berangkat, aku & Bangted Permana.
Jadwal pertama berangkat sore, tapi dijadwal ulang setelah maghrib karena kameraku lagi disewa. Ternyata setelah maghrib bangted masih terjebak kemacetan di Grand City surabaya. Akhirnya baru benar-benar berangkat sekitar jam 21.00 dari Surabaya. Bangted mampir di SPBU semolowaru isi bensin dulu buat Mionya.Perjalanan surabaya-malang sangat lancar, tidak ada kendala yang berarti. Di SPBU sebelum kebun raya Purwodadi berhenti sejenak, isi bensin buat GLMaxku, mio Bangted tidak diisi lagi, baru berkurang 1 liter setelah isi di semolowaru katanya. Perjalanan dilanjutkan lagi, tapi ternyata bablas sampe jembatan lawang. Aku kira masih jauh pertigaan nongkojajar, soalnya nyari kebun raya purwodadi setelah SPBU gak kelihatan. Akhirnya putar balik setelah pasar Lawang. Kembali lagi ke arah surabaya sampai ketemu pertigaan nongkojajar yang ada semacam drum ditengahnya.
Setelah pertigaan, jalan khas pegunungan dimulai, berliku dan menanjak. Suasana sangat sepi, sesekali berpapasan dengan pengendara lain. Suasana desa sangat terasa, yang biasanya di surabaya jam 9-10 malam masih banyak orang berlalu-lalang, disini warganya sudah beranjak istirahat semua. Sesekali melihat ke langit, bintang-bintang disana seakan menemani dan menunggu untuk difoto. Jalan 2 lajur purwodadi-nongkojajar mulus. Keindahan perjalanan ini tertutup oleh gelapnya malam. Sangat indah kalau dilihat pada siang hari seperti waktu pertama kali lewat di jalan ini pada lebaran kemarin.
Setelah pasar nongkojajar jalan mulai mengecil, tanpa marka jalan ditengah. Jalan rusak terasa sekali di daerah Andonosari sampai hutan sebelum Mororejo. Di hutan ini kerusakannya yang paling parah. Aspalnya sudah banyak yang hilang, meninggalkan batu-batu makadam yang membuat perjalanan ekstra hati-hati, apalagi pada malam hari tanpa sinar bulan.
Melewati Mororejo, kami lewat diatas desa Ngadirejo. Berhenti sebentar, pemandangannya luar biasa sekali waktu malam hari. Kerlap-kerlip lampu kota pasuruan terlihat jelas dari sini. Di jalan ini ada pertigaan yang sama-sama ke arah Desa Ledoksari. Yang paling sering dilalui yaitu jalan menurun menuju Ngadirejo, kalau belum pernah melewati jalan ini bisa dipastikan ragu, seperti dulu pertama kali lewat disini. Soalnya dari purwodadi jalannya naik terus, nah ini kok malah turun. Jalan terus menurun setelah Ngadirejo pun masih turun, naik lagi sebentar lalu turun lagi sebelum Ledoksari. Di Desa ledoksari inilah pertemuan jalan dari arah malang dan pasuruan. Nanti aku ceritakan juga perjalanan pulang ke surabaya melewati jalan ini :)
Dipertigaan pertemuan jalan dari bromo, pasuruan dan malang ada pos informasi. Dan disini pula tempat parkir mobil pribadi yang menuju ke penanjakan-bromo. Karena diharuskan naik jeep wisata milik warga setempat. Karena aku naik sepeda motor yang langsung saja bablas :DSampai di Wonokitri sekitar jam 12 malam. Di wonokitri sempet di cegat pemandu wisata, setelah nerobos portal dengan sepeda motor sambil nunduk. Gak boleh naik sebelum jam 3, karena aturannya seperti itu kata seorang pemuda yang mengaku sebagai pemandu wisata. Dengan alasan mau foto bintang/milkyway & gak memungkinkan kalo berangkat jam 3. Agak eyel-eyelan dengan pemandu wisata, tapi nyoba tetap kalem dengan alasan yang masuk akal. Akhirnya seorang bapak bernama sukamto memberi solusi, diantar ke loket lalu bayar karcis. Di loket ternyata penjaganya masih tidur, akhirnya beliau menawarkan menitipkan uang karcisnya ke beliau sendiri. Diloket tertera karcis masuk 1 sepeda motor dengan 2 orang bayar Rp. 18.000,-. Aku dan Bangted urunan 10ribuan. Antisipasi kalau ada yang ngecek karcis di penanjakan, aku minta foto bareng Pak Sukamto sebagai bukti sudah bayar karcis, dicatet pula sepeda motor GLPRO no N 5820 OF punya beliau. Efek nonton film, jadi dicatetin & difoto segala :D
Perjalanan dianjutkan ke arah penanjakan, kali ini bangted yang di depan. Lebih pede & cepat dari sebelumnya, gak sadar kalo kanan-kirinya itu jurang. Aku yang sudah pernah lewat sana & ngerti kalau di kanan-kiri jurang, apalagi malam hari jadi lebih kalem.
Jam 12.30 berhenti di pertigaan dari lautan pasir & jalan ke wonokitri. Takjub melihat bintang yang sudah menunggu difoto. Disinilah pertama kali memfoto milkyway, senangnya bukan main. Indah sekali tanpa polusi cahaya seperti di surabaya. Awalnya aku pake lensa wide 16-35mm, gak puas ganti pakai lensa 8-15mm fisheye. Sesuai tutorial dari mas Imam Taufik Suryanegara, f paling besar, ISO 1200-1600, 30 detik. Hasilnya memang cukup memuaskan untuk ukuran pertama kali motret milkyway. Setelah cukup puas motret disini, sektar jam 1.25 dilanjutkan perjalanan ke arah penanjakan 1. Ngajak berhenti di sebuah view pinggir jalan yang sekarang diberi nama Bukit Cinta. Dan akhirnya jatuh cinta sama bukit ini, gak jadi ke penanjakan 1. Alhamdulillah viewnya gak kalah sama penanjakan 1. Awalnya hanya foto-foto di pinggir jalan, aku sendirian nyoba ke puncak bukit berbekal lampu LCD dari HP low end samsung C3322 tercinta, soalnya senterku lagi dipake Bangted di bawah. Sangat hati-hati naik ke puncak bukit. Fisikku diuji, gara-gara jarang olahraga akhirnya ngos-ngosan naik ke puncak bukit yang gak seberapa tingginya :D
Sampai dipuncak bukit jam 2.30, ada 2 tiang listrik & patok khas Hindu. Disini viewnya luar biasa sekali. Nyaris tanpa penghalang. Bromo, batok, Cemoro Lawang, Semeru, Penanjakan 1, kerlap-kerlip lampu kota Pasuruan & Surabaya, Arjuno & Welirang terlihat semuanya. Disini mencoba setingan lain untuk kamera, dengan Canon 5D mII, ISO H1 (12800), f4, 30 sec. MasyaAllah semakin jelas milkyway yang tertangkap kamera. Mencoba foto startrail, tas beserta kamera ditinggal di atas bukit. Turun lagi ke jalan jenguk Bangted. Diajak naik juga ke atas, ternyata lagi asyik dibawah gak mau ke atas. Nyusul nanti waktu sunrise katanya. Akhirnya senternya aku bawa beserta kerdus yang isinya spanduk buat alas, jaket, air minum, biskuit & pisang. Si GLmax juga dinaikkan sedikit di atas jalan biar lebih aman.
Naik lagi keatas bukit jam 3.00, lalu gelar spanduk & ngemil pisang buat nambah tenaga dari karbohidrat. Cek kamera, ternyata Strartrailku gagal dengan sukses :D Akhirnya fokus di milkyway saja, kadang berhenti sejenak menikmati bintang tanpa penghalang, Tadabbur alam katanya temen-temen di masjid. Momen ini sangat terbatas waktunya, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Dingin dan capeknya perjalanan gak terasa karena dapat foto milkyway yang bagus-bagus. Jam segini waktunya para wisata yang berada di Wonokitri dan cemoro lawang bergerak ke arah penanjakan 1, banyak sekali yang ke arah sana. Baik yang naik jeep ataupun sepeda motor. Bisa dibayangkan kalo hunting milkyway di penanjakan 1, tidak kondusif, sesak dengan pengunjung lain & bocor cahayanya. Allah memilihkan tempat yang terbaik buatku, hunting di bukit cinta. Sendirian tanpa ada gangguan :)
Bahkan beberapa pengunjung tidak sampai ke penanjakan 1, karena sudah crowded disana. Terlihat banyak jeep yang parkir di bawah bukit cinta sebelum sunrise.
Dibawah bukit cinta ternyata pada waktu shubuh mulai banyak orang yang berjualan disana, relatif ramai jadi sepeda motor aman disana. Tapi pengunjung yang ke atas bukit tidak ada sama sekali pada waktu sunrise.
Shubuh pun tiba, sholat beralaskan kertas & sajadah yang sudah dipersiapkan dari rumah. Wudhu pakai air minum yang sudah siap 2 botol besar. Wudhunya tetap seperti biasa, bukan tayamum. Dn nyeesssss kena dinginnya air :D. Pertama kalinya sholat & wudhu di puncak bukit tanpa penghalang. Seakan langsung berhadapan dengan Allah :)
Matahari mulai menyapa, walaupun tertutup awan. Bangted terlihat naik ke atas bukit, memenuhi janjinya menyusul waktu sunrise. Diatas bukit ini juga beliau sholat shubuh. Milkyway sudah mulai hilang, kalah terang dengan sinar sang surya. Sekarang waktunya hunting sunrise. Sunrise kali ini sebenarnya indah, tetapi gara-gara euforia milkyway akhirnya sunrisenya tidak begitu istimewa.
Penasaran dengan gerhana matahari, jam 5.50 sudah selesai apa belum. Nyoba foto langsung pakai lensa 70-200mm, f32, ISO 50, 1/5 sec tidak berhasil. 1/20 dan 1/60 juga tidak berhasil, tidak nampak matahari yang terutup bulan. Akhirnya nyoba filter ND32, dicoba lihat dengan mata langsung. AHA!!!!!! terlihat gerhana kalau pake filter ND, dipasang filter di lensa. Karena filter ring 82mm dan lensanya ring 77 ditambah tidak bawa step up ring, akhirnya pakai cara manual, filternya dipegang di depan lensa :D. Bangted sendiri pakai ND400 yang tonenya oranye, ND32-ku tone biru.
Jam 6.17 gerhana matahari sudah hampir selesai. Ada turis yang naik ke puncak bukit, hanya beberapa. Tidak sampai membuat crowded puncak bukit. Seperti biasa mereka mendokumentasikan diri dengan gunung bromo dibelakangnya. Tidak seperti aku & bangted yang nyaris tidak punya foto diri di bromo ini :D
Jam 6.35 saatnya main kamera Canon 350D IR (infrared), sebenarnya cahayanya masih kurang keras untuk infrared. Tapi dikarenakan Bangted ada acara di surabaya jam 10.00 maka harus segera turun. Foto-foto IR sampai jam 6.47, setelah itu beres-beres dan turun ke jalan. Dibawah sana sudah banyak pengunjung yang asyik bernarsis ria. Sekitar jam 7 turun ke arah wonokitri. Sampai di wonokitri berhenti sejenak di loket, memenuhi rutinitas panggilan alam :">
Suasana didesa Wonokitri terlihat tentram, ayem dan pastinya adem :D Sinar matahari juga cukup hangat untuk menetralisir dinginnya pegunungan. Perjalanan dilanjutkan ke desa Ledoksari. Seperti janjiku sebelumnya, mau menceritakan perjalanan pulang via pasuruan :)
Dari ledoksari, jalannya 2 lajur muluussss. Ini tipe jalan kesukaanku, mulus, berliku di pegunungan. Aku sangat menikmati jalan ini, tidak perlu ngebut karena jalannya tidak terlalu ramai dan udaranya sangat bersih. Beda dengan Bangted yang katanya puyeng lewat jalan ini, karena terlalu banyak belokan. Bahkan belokan 180 derajat pun banyak. Dan memang tikungannya banyak banget. Bangted sempat ketinggalan di belakang, karena ban depannya agak kempes jadi gak bisa lebih cepat, minta dicarikan tempat pompa angin. Setelah pabrik tripalindo jalannya lurus, dan kebetulan disebelah kiri jalan ada tambal ban. Setelah di cek ban depannya nyaris habis anginnya. Diputuskan berhenti di sana sekalian sarapan tahu lontong yang harga 2 porsi + krupuk cuma Rp. 7.500, kalau di surabaya cuma dapat 1 porsi aja :D. Minum air yang dari penanjakan ternyata masih adem walaupun sudah didaerah agak panas.
Ban dalam Mio Bangted gak bisa diselamatkan, terlalu banyak tambalan dibannya :D Akhirnya terpaksa ganti ban dalam, alhamdulillah gak jauh dari sana ada toko yang jual ban dalam. Jam 8.30 berangkat lagi ke arah pasuruan. Panas & ruwetnya jalan mulai terasa lagi. Sampai di kota pasuruan, Bangted ada transaksi bisnis yang harus diselesaikan, cari ATM dulu. Biasalah, namanya juga bisnisman. Liburan pun tetep berbisnis, bahkan di wonokitri sempet telpon sama vendornya :D
Lanjut lagi kearah surabaya, sebelum bangil kebelet pipis. Ada SPBU sebelum PIER ternyata toiletnya lagi rusak. Akhir lanjut ke bangil, mampir di Masjid Manarul Islam, saudaranya Masjid Manarul Ilmi ITS kali ya.. :D. Disana waktu menunjukkan jam 9.30, InsyaAllah cukup buat ngejar sholat jumat di surabaya. Walaupun agenda jam 10 Bangted terpaksa mundur. Setelah istirahat sebentar di masjid, lanjut lagi perjalanan pulang ke surabaya. Panas dan ruwetnya jalan kontras dengan perjalanan setelah Ledok asri. Sebelum masuk kota sidoarjo, Bangted mampir di SPBU, mionya hampir kehabisan bensin, GLmaxku masih aman. Perjalanan dari sidoarjo-surabaya, mulai gak berbarengan. Selain sudah tahu jalannya, ketinggalan pun bukan masalah besar. Karena tujuannya rumah masing-masing dan rumah kami berhadap-hadapan :DJam 11 nyampe surabaya. 14 jam perjalanan cukup melelahkan tapi juga memuaskan. Mandi dan persiapan sholat jumat. Dan alhasil, waktu khutbah jumat aku ngantuk-ngantuk :))
Foto hasil hunting bisa dilihat disini
http://www.facebook.com/media/set/?set=a.462517950468763.137715.462501953803696&type=3Si yu e neks trip! :)
Rovi Adiyanto W. Surabaya, 13 mei 2013.
ibrsewalensa.com
sewalensa.blogspot.com
*wah aku bisa nulis ternyata, bakat penulis nih :))Hayo para penulis mohon diberi masukan tulisan saya.